Jumat, 18 Mei 2012

Tentram dan Damai

     sudah lama tidak menuliskan tentang kehidupan, kehidupan yang penuh dengan warna warni, penyatuan warna yang sempurna dan begitu indahnya. manusia aku menjadi habat dan tahan bating ketika di tempa dengan tempaan yang keras. tempaan yang lembut hanya akan membuat kita menjadi lemah. yakin Yang Maha Kuasa memberikan apa yang kita butuhkan untuk menjalani hidup ini, dengan begitu Dia memberikan memberikan keinginan kita dengan bertahap, karena dengan cara itu, keinginan tidak dapat hilang dengan mudahnya. "kupu-kupu dapat terbang dengan pesona indahnya setelah ia berusaha dengan keras untuk keluar dari sarangnya"

     berawal dari aku mengagumi perangainya, aku mebiarkan hal tersebut mengalir dengan deras di dalam tubuhku. aku memanggilnya dengan sebutan AL.., sampai pada suatu saat aku pulang dari kampus dan berada di
belakangnya aku memberikan kejutan untuknya dengan tekanan dan bersiaga jika di reflek untuk memukulku, karena AL pernah bercerita padaku kalau AL pernah latihan beladiri dan al menyukai aktifitas itu, dengan begitu aku siaga jika AL  memukulku nantinya. Ternyata bukan reflek yang terjadi tetapi AL terkejut, sangat terkejut, dan rasa terkejut itu dapat berlangsung dengan lama padanya.Keesokan harinya aku mengejutkannya denga cara yang berbeda, aku kira AL tidak terkejut dengan caraku mengejutkannya yang seperti itu.Ternyata AL juga terkejut.
     Memberitahukan tanggal ulang tahunku dengan cara jumlah huruf pada lafadz basmalah hanya kepada AL, saat AL mengetahui tentang tanggal ulang tahunku, AL selalu mengingatkan akan hari-hari itu yang semakin dekat saja. Saat hari itu telah tiba, teman-teman datang ke kosanku dan merayakannya disana. ketika mereka tiba aku mencari wajahnya, ternyat AL juga datang. Aku akan sangat senang sekali akan kehadirannya saat hari specialku.
      Perayaan itu tidak berlangsung lama, usai perayaan tersebut teman-temanku kembali dengan aktifitasnya masing-masing. Ketika mereka telah kembali bukan perasaan yang menyenangkan yang aku rasakan saat itu tetapi perasaan yang menyesakkan yang aku alami. Saat itu aku menghubunginya, dan ternyata AL mengalami hal yang sama, saat itu perasaanku berujar "kenapa ia juga merasakan perasaan yang menyesakkan ini, biarlah aku saja yang merasakannya". dan ketika itu pula saat terdengar suara musik yang mengalir dari dalam kotak hadiah yang diberikannya kepadaku, aku kira hadiahnya adalah kotak musik. Aku tidak membukanya karena aku berjanji padanya untuk membukanya tengah malam, dan tidak menanyakan kepada siapapun tentang kado tersebut. setelah tengah malam aku membuka hadiahnya, ternyata yang diberikannya adalah sebuah baju, baju yang indah dengan paduan warna yang sempurna.
     Perasaan menyesakkan itu masih saja aku alami, rasanya aku malas untuk melanjutkan aktifitas hidup. Ingin pergi dari kehidupan ini, tetapi apa yang terjadi padanya jika aku pergi begitu saja. Apakah dengan kepergianku semuanya akan selesai. Sepertinya tidak ini bukan masalah yang sederhana dan dapat diselesaikan dengan cara eliminasi, masalah ini rumit. Saat itu juga aku menuliskan sebuah unkapan perasaan yang aku alami, menuliskannya dengan tinta hitam diatas putihnya sebuah kertas. Kemudian aku menggambar sesuatu di bawah tulisan tersebut, entah mengapa aku yang tidak memiliki bakat menggambar dapat menghasilkan sebuah gambaran yang begitu bagusnya.
     Hari esok, saat melanjutkan aktifitas di kampus, rasanya sangat lesu.
     Begitu pula pada hari-hari berikutnya. Sampai pada suatu saat buku yang aku tuliskan tentang perasaan yang aku alami berada di  tangannya, lembar demi lembar dibukanya secara perlahan, sampai pada lembaran tempat aku menuliskannya, menuliskan tentang perasaanku itu.
     Aku tidak mengerti tentang perasaan yang aku alami, tidak dapat diungkapkan, apalagi sampai menerjemahkannya. Melihat wajahnya ketika membaca tulisanku itu, AL tersenyum. Waktu yang sama pula aku juga tersenyum melihatnya begitu, kemudian melanjutkan dengan membuka lembaran-lembaran yang lain. AL membatasi lembaran tulisanku itu, ketika lembaran tersebut habis, membukanya kembali pada lembaran tulisanku. AL membacanya sekali lagi.
     Malam harinya ia berujar "melegakan" saat itu pula persaan sesak itu perlahan mereda.
     Aku mencoba untuk menuliskan hal-hal tentangku selanjutnya di dalam lebaran yang berbeda dalam buku yang sama, dan aku memberikan buku tersebut kepadanya untuk dibaca olehnya.., Sampai pada saat AL ingin menuliskan sebuah kata-kata yang dirangakai menjadi kalimat dan ia memilin kalimat demi kalimat membentuk pilinan yang sungguh manis yang berupa paragraf..,
     Aku merasakan ketenangan dan sangat nyaman ketika berada di sisinya, kedamaian jiwa. Ketika kami melihat indah cahaya bintang di malam hari. Bersamanya, bercanda, tertawa, kegiatan itu sangat menyenangkan ketika ada kehadirannya di sisiku.

2 komentar:

  1. keren sekali bos cerita ny .....
    saya jadi penasaran orangnya seperti apa ...
    semoga bisa bertahan eah bos ..........
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. orang ny saya panggil dengan sebuta Al-Husna
      bertahan untuk selamanya., kami selalu bersama., :)

      Hapus